Masalah Kesehatan Mental Generasi Z Meningkat 200%, Pakar Ungkap 2 Alasannya

Jakarta – Masalah kesehatan mental di kalangan Generasi Z atau Gen z meningkat sebesar 200%. Seperti dilansir situs Kementerian Kesehatan, sebanyak 6,1 persen penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas menderita gangguan kesehatan mental. Psikiater Dr. Lahargo Kembaren, SpKJ, mendukung peningkatan tersebut. Dalam praktik klinisnya, Dr. Lahargo mengungkapkan, masalah kesehatan mental yang paling banyak ditemui pada Generasi Z adalah gangguan kecemasan, depresi, dan bunuh diri. Dalam hal ini, kemampuan berpikir dan stres menjadi alasan utamanya. Menurutnya, rendahnya kemampuan berpikir membuat Generasi Z rentan mengalami gangguan kesehatan mental. “Penyebab gangguan jiwa ada dua, pertama kemampuan berpikir rendah. Kedua, karena tingkat stresnya sangat tinggi,” jelasnya.

Masalah Kesehatan Mental Generasi Z

2 merupakan pendorong utama masalah kesehatan mental pada Generasi Z
Selain itu, Dr. Lahargo mengatakan, kemampuan berpikir yang menjadi kuncinya mempengaruhi banyak hal, antara lain:

– Genetika
– Gaya pengasuhan
– Pendidikan
– Hukum emosi
– Keterampilan sosial
– Kemampuan hidup. 

Yang menjadi penyebab stres, jelasnya, adalah berbagai masalah psikologis pada manusia, termasuk hubungan antara situasi sosial seseorang dengan kesehatan mentalnya.

“Penganiayaan ini adalah masalah sosial berbeda yang dia alami. Atau di sekolah yang kelasnya berat, banyak aktivitas setiap hari, masalah sosial dan hubungan, apalagi yang mematikan misalnya, jelasnya.

Dr Lahargo juga menyoroti dampak teknologi informasi. Meski tidak selalu buruk, namun perkembangan teknologi ini telah menimbulkan dampak negatif seperti cyberbullying, kecanduan media sosial dan game, serta game online yang juga dapat mengganggu kehidupan. kesehatan mental Generasi Z.

Keberadaan jejaring sosial membuat Generasi Z cenderung membandingkan dirinya dengan orang lain. Akibatnya, mereka tidak lagi percaya diri bahkan mengalami gangguan mental.

“Membuat diri merasa tidak mampu, tidak pada level yang dimiliki, yang berujung pada rasa tidak aman yang berulang-ulang,” tutupnya.




Posted

in

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *