Apakah tenggorokan Anda terasa sesak saat ingin menangis? Itu salahnya

Jakarta – Emosi yang kuat dapat menyebabkan tubuh menghasilkan respons tertentu. Misalnya saat ingin menangis, tenggorokan terasa sesak.
Hal seperti itu disebut “sensasi globus” atau “globus pharyngeus” dalam istilah medis.  Efek tercekik ini biasanya disebabkan oleh tertutupnya otot-otot tenggorokan dan leher, terutama otot-otot faring dan otot-otot sekitar laring (kotak tenggorokan).

Apakah tenggorokan Anda terasa sesak saat ingin menangis

Ketika seseorang mengalami emosi yang kuat seperti kesedihan, tubuh mengalami berbagai perubahan fisiologis dan otot tenggorokan dapat berkembang. Salah satu penyebab utama rasa ada yang mengganjal di tenggorokan adalah aktivasi sistem respons stres. Seperti yang ditunjukkan oleh BBC Science Focus, ini disebut respons serangan atau lari.

Ketika seseorang dalam keadaan emosional, sistem saraf simpatis diaktifkan sehingga menyebabkan pelepasan hormon stres seperti adrenalin. Hormon-hormon tersebut dapat menimbulkan berbagai reaksi fisik, termasuk penutupan otot-otot seluruh tubuh, termasuk tenggorokan. 

Ketika sistem respon stres diaktifkan, maka akan mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh untuk mendukung respon melawan atau lari. Untuk mengantarkan oksigen ke otot, tubuh harus menghirupnya terlebih dahulu. Untuk mendapatkan lebih banyak oksigen, sistem saraf mengirimkan sinyal ke glotis, sebuah lubang di tenggorokan yang membantu membawa udara ke paru-paru, menjaganya tetap terbuka selama mungkin.

Dengan kata lain, tenggorokan lebih terbuka dari biasanya karena bukaan yang lebih besar berarti lebih banyak oksigen yang bisa masuk. Bisakah manusia belajar menjadi lebih bahagia? Inilah yang dikatakan penelitian tersebut
Tips saat Anda haus
Perasaan ada yang mengganjal di tenggorokan tidak berbahaya, namun jika tidak nyaman, beberapa strategi dapat membantu:

Tarik napas dalam-dalam untuk merilekskan tubuh dan mengurangi ketegangan di tenggorokan. Latih teknik relaksasi seperti latihan pernapasan dalam, meditasi, atau latihan mental.

Carilah dukungan emosional dengan berbicara kepada teman atau anggota keluarga yang tepercaya. Seorang terapis juga dapat membantu mengatasi emosi yang mungkin berkontribusi terhadap perasaan ini.

Gunakan teknik manajemen stres seperti olahraga teratur dan tidur yang cukup. Selain itu, lakukan aktivitas rekreasional, karena dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan secara umum.


Posted

in

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *