Sedih dan capeknya bekerja setelah liburan? Ini bisa jadi merupakan kesedihan pasca-liburan

Jakarta – Setelah libur panjang akhir pekan, hari libur berakhir hari ini bagi sebagian orang. Perasaan sedih dan galau yang muncul saat harus kembali bekerja setelah libur panjang sering disebut dengan “kelelahan saat liburan”.

Naomi Torres-Mackie, PhD, psikolog di Lenox Hill Hospital, menjelaskan kepada Health, “Menantikan sesuatu seperti liburan memang bisa membuat Anda bahagia, tapi setelah perayaan selesai, perasaan bertahan hidup mungkin tidak baik.” . .

Musim liburan sendiri merupakan perasaan jangka pendek yang dialami individu setelah berlibur, antara lain kesedihan, kesepian, penat, kecewa, letih, bahkan stres mental setelah liburan selesai.

Sedih dan capeknya bekerja setelah liburan

Meski konsep blues belum dipelajari setelah liburan, namun perasaan ini masih lumrah. Penting untuk dipahami bahwa fenomena ini bukanlah hal baru. Semakin banyak Anda membicarakannya dengan teman dan keluarga, Anda akan semakin memahami bahwa bukan hanya Anda yang merasa sedih setelah liburan, jelas Torres-Mackie. Istirahat dapat terjadi pada saat seseorang sedang menikmati hari raya atau liburan.

Karena bahagia dapat meningkatkan produksi hormon dopamin dan serotonin, maka kedua hormon ini dikenal dengan istilah “feel good hormone”. Nah, ketika musim liburan ini telah usai, maka inilah saat-saat yang bisa memicu emosi positif.

Meskipun episode kesedihan pasca-liburan sering terjadi, Torres-Mackie menunjukkan kesamaan gejala antara depresi dan apa yang terjadi selama liburan.

“Depresi biasanya membuat Anda merasa tidak enak badan setidaknya dalam jangka waktu dua minggu atau lebih. Pada periode ini, masa kegelisahan biasanya akan berlangsung singkat dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. 

“Efek ini juga khusus untuk hari raya atau liburan,” jelas Torres-Mackie.

Jika masa kegelisahan mulai mempengaruhi aktivitas kehidupan sehari-hari, seperti sulit bangun dari tempat tidur, berangkat kerja atau sekolah, keluar rumah, berlama-lama di rumah dan lain sebagainya, namun hal tersebut melakukan sedikit pekerjaan, perasaan ini bisa menjadi pertanda. cacat mental. masalah kesehatan, jika tidak maka perlu penyelidikan lebih lanjut oleh staf profesional.


Posted

in

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *