Pasien Anak-Remaja RSJ Menur Meningkat, Didominasi Kecanduan Game-Pornografi

Surabaya – Situasi gangguan jiwa dan kesehatan jiwa tidak berdampak pada lansia. Bahkan, tren tersebut kini sedang naik daun di kalangan anak-anak dan remaja.

Misalnya, Rumah Sakit Jiwa Menur di Surabaya melihat adanya peningkatan jumlah anak dan remaja. Banyak pasien dirawat karena kecanduan perangkat, yang dapat dipicu oleh Internet, permainan, atau pikiran pornografi.  Data yang diperoleh detikJatim menunjukkan, justru terjadi peningkatan jumlah pasien anak-anak dan remaja. Pada triwulan I pasien berjumlah 892 orang, triwulan II 1.408 pasien, dan triwulan III 2.465 pasien. Tapi tidak semua orang ada di rumah sakit.

Anak-Remaja RSJ Menur Meningkat, Didominasi Kecanduan Game-Pornografi

“Remaja semakin banyak yang memasuki pusat pengobatan kecanduan. “Kaum muda semakin tertarik dengan aktivitas, termasuk game, internet, pornografi,” Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Keperawatan RSJ Menur Dr. kata Benediktus Elie Lie di ruang kerjanya, Senin (12/4/2023). ).

RSJ Menur juga akan mendukung klinik khusus anak dan remaja. Lihat tren jumlah pasien yang terus meningkat. Bahkan banyak kasus anak-anak dan remaja yang membutuhkan rawat inap. 

“Perawatan rumah sakit untuk remaja akan diperbaiki. Mengingat posisi teratas. Kalau memang perlu mengasuh anak, kami akan persiapkan. Kami merekomendasikan sepuluh tempat tidur.

 Ia menjelaskan: “Dulu campur aduk, banyak remaja yang keluar biasa, jadi kami punya ruangan khusus.

Ada banyak alasan mengapa anak-anak dan remaja kecanduan ponsel. Salah satunya bisa dipicu saat pandemi COVID-19. Saat itu, banyak kegiatan yang kini tersedia secara online, termasuk pendidikan. “Tapi orang tua sibuk, jadi anak punya tablet, tanpa mereka sadari sedang menggunakannya dan itu berpengaruh. Ini menyebabkan gangguan belajar, kurang perhatian, perilaku mengandalkan yang membuat tidak nyaman, tenang,” jelasnya. 

Alasan mengapa anak dan remaja mengalami masalah kesehatan mental dan emosional juga banyak. Bisa dari lingkungan, kekerasan, pola asuh, hubungan, genetika.

 “Kombinasi banyak faktor. Ada pemicunya, ada genetika, pola asuh yang buruk, lingkungan dan stres berkelahi misalnya,” tutupnya.


Posted

in

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *